Rabu, 01 Desember 2010

LKKMP


CARA MENINGKATKAN SPEAKING MOTIVATION
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu tersebut dalam bertindak. Martin Handoko (2002 : 9) mengartikan morivasi itu sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah laku.
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa belajar bahasa pada hakikatnya adalah komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia ditekankan pada empat keterampilan bahasa yaitu :
  1. Menyimak (Listening Skill);
  2. Berbicara (Speaking Skill);
  3. Membaca (Reading Skill);
  4. Menulis (Writing Skill).
Ciri-ciri masalah motivasi berbicara dalam menangkap suatau materi antara lain :
- Seseorang sering diam pada saat disuruh menuliskan ciri-ciri sesuatu yang telah dijabarkan dan
diterimanya;
- Seseorang sering diam pada saat guru memberikan satu contoh cara menuliskan ciri-ciri suatu
tumbuhan;
- Seseorang mengganggu temannya ketika sedang belajar.;
- Seseorang keluar masuk kelas.;
- Adanya siswa yang mengantuk ketika menerima materi.
Penyebabnya :
  1. Siswa malas untuk belajar menulis dirumah.
  2. Kurangnya perhatian dan bimbingan belajar dari orang tuanya dirumah.
  3. Tidak menggunakan media dalam pembelajaran
  4. Dominan menggunakan metode ceramah.
Alat Pembantu speaking Motivation Antara lain :
1. Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan. bahasa adalah kata penghubung yang digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian ajaran.
2. Gambar
Kata media diambil dari bahasa latin yang berarti “antara”. Istilah ini mengacu pada sesuatu yang membawa informasi antara sebuah sumber dan penerima.media gambar adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar.Media gambar adalah foto atau sejenisnya yang menampakkan benda yang banyak dan umum digunakan, mudah dimengerti dalam pembelajaran serta untuk mengatasi kesulitan menampilkan benda asli di dalam kelas.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media gambar :
    1. Gunakan gambar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa.
    2. Saat memperlihatkan gambar, usahakan gambar jangan bergerak.
    3. Perlihatkan gambar tersebut satu persatu agar perhatian siswa tertuju pada satu gambar.
    4. Arahkan perhatian siswa pada sebuah gambar, kemudian ajukan beberapa pertanyaan
sehubungan dengan gambar.

Kerangka Berfikir
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar :
a. Intelektual
ini merupakan salah satu faktor yang penting yang ikut menentukan tingkat motivasi seseorang dalam usaha memiliki pengetahuan serta mempelajari sesuatu.
  1. Kebutuhan belajar
perhatian siswa akan bangkit karena adanya dorongan ingin tahu, hal itu dapat dirangsang melalui cara baru, unik atau cara yang sudah ada, sumber belajar yang tersedia, lingkungan belajar.
  1. Minat
strategi untuk merangsang minat siswa dapat dilakukan dengan cara :
- Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
- Menggunakan media untuk melengkapi bahan kajian
- Menggunakan teknik bertanya.
  1. Sifat pribadi
faktor ini menakup hal-hal seperti taraf intelegensi, daya motivasi belajar, perasaan dalam belajar, kondisi mental dan fisik, cita-cita dimasa depan.
Fungsi Speaking Motivation
a. Sebagai penggerak.
  1. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah mana tujuan akan dicapai.
  2. Memiliki strategi untuk mencapai sukses.
  3. Membuat siswa berani berpartisipasi
  4. Membangkitkan hasrat ingin tahu pada siswa.
  5. Menyempurnakan perhatian siswa.
2. Faktor yang meningkatkan motivasi belajar
Semakin sering guru menggunakan media dalam PBM maka diperkirakan siswa akan termotivasi dalam belajar. Faktor yang meningkatkan motivasi belajar :
  • Pengetahuan
  • Media yang digunakan
  • Fasilitas
  • Lingkungan
  • Sumber belajar
  • Suasana belajar
  • Penghargaan
  • Cita-cita masa depan


DAFTAR PUSTAKA

  • Bahri, Syaiful dan Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit : Rinekan Cipta
  • Rahardijito, dkk. 1984. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
  • Rubertus, Angkowo dan Kosasih,A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta : PT Grasindo.
  • Sagala, Syaiful. 2003, Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit : Alfabeta Bandung.
  • Sugiyono, Prof.Dr. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta
Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.

Rabu, 10 November 2010

MPS I (Metode penelitian sosial)


Analisis Pemasaran Hasil Olahan Tahu Penganekaragaman Steak Tahu di Daerah Kediri
    1. Latar Belakang
Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya. Berbeda dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari Cina, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso. Sebagaimana tempe, tahu dikenal sebagai makanan rakyat. Beraneka ragam jenis tahu yang ada di Indonesia umumnya dikenal dengan tempat pembuatannya, misalnya tahu Sumedang dan tahu Kediri.
Kita ketahui bahwa tahu adalah makanan sumber protein nabati yang menyehatkan. Pada akhir – akhir ini masyarakat gencar untuk memakan makanan yang sehat tanpa bahan yang membahayakan tubuh. Perbandingan antara kadar protein kedelai dengan beberapa bahan makanan Lain :
BAHAN MAKANAN
PROTEIN (% BERAT)
Susu skim kering
36,00
Kedelai
35,00
Kacang hijau
22,00
Daging
19,00
Ikan segar
17,00
Telur ayam
13,00
Jagung
9,20
Beras
6,80
Tepung singkong
1,10

Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur terutama tahu. Tahu merupakan makanan yang digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu perlu sekali diadakan penelitian tentang pemasaran tahu. Sebagaimana kita ketahui, Negara Indonesia termasuk penghasial kedelai yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan dapat menyumbang hasil devisa negara serta dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat Indonesia. Tetapi entah kenapa justru masyarakat kita yang profesinya sebagai pembuat tahu malah kurang sejahtera nasibnya.
Tahu goreng Sumedang kini tidak hanya ditemui di pasar-pasar tradisional. Di pasar modern, bahkan hingga kafe, tahu yang lebih dikenal dengan nama Tahu sumedang ini bisa ditemui. Dengan demikian seharusnya masyarakat yang pekerjaannya sebagai pembuat sekaligus penjual tahu lebih sejahtera tetapi kenyataannya malah sebaliknya.
Kita ketahui bahwasannya makanan tahu diolah dengan beraneka macam olahan panganan untuk meningkatkan selera konsumen yang akan membelinya. Dengan penganekaragaman terlebih dahulu maka tahu diperlukan proses pengolahan untuk memikat mata konsumen terutama rasa. Masyarakat kita sejak jaman dahulu sudah mengonsumsi tahu sebagai makanan sehari – harinya terutama didaerah – daerah penghasil tahu seperti Kediri. Tentunya masyarakat sudah tidak asing dengan makanan tahu, sehingga diperlukan inovasi cara makan tahu yang dapat menarik konsumen salah satunya akhir – akhir ini dengan menjadikannya steak tahu tetapi dalam pemasaran steak tahu ini belum begitu dikenal oleh masyarakat luas, sehingga perlu diadakan analisis pemasarannya.

    1. Tujuan dan Kegunaan
      1. Tujuan diadakannya penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui system pemasaran tahu yang ada saat ini;
  1. Dapat menganalisis pemasaran tahu yang tepat;
  2. Memotivasi jiwa entrepreneur ship;
  3. Mengembangkan sumber kekayaan yang ada menjadi lebih bermanfaat dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
1.1.2 Kegunaan diadakannya penelitian ini antaara lain :
1. Diketahui system pemasaran steak tahu yang tepat, efektif dan efisien;
2. Terbinanya dan berkembangnya produk – produk unggulan daaerah yang
berkwalitas dan laku dipasaran;
3. Meningkatkan tarf penghasilan masyarakat pembuat tahu.
Selasa, 09 / 11 /2010